Apri namanya. Ia adalah salah satu penghuni tetap di Panti
Asih Pakem YK. Dia seorang cacat mental, dia tinggal di asrama bersama 6 orang
temannya yang bernasib sama. Dia tak pernah di jenguk keluarganya, jalankan di
jenguk di telfon saja pun tak pernah, bisa di bilang dia di buang oleh
keluarganya, keluarganya sekarang keberadaannya tak tahu di mana, masih ada
atau kah tidak tak di ketahui sekarang. Apri termasuk anak yang masih bisa di
atur, di ajak ngobrol pun masih bisa nyambung sedikit-sedikit. Apri bisa
membaca menulis walau tak lancar, dengan sedikit kelebihannya ini dia gunakan
untuk memimpin teman-temannya
yang tidak
bisa mengendalikan diri dan kemampuannya jauh di bawah dia. Dia selalu senyum
ceria setiap ada orang yang datang, orang yang entah hanya datang melihat-lihat
atau mengajaknya bermain karena ia selalu merasa kesepian jika tak ada
pengunjung yang datang. Dia selalu menarik orang yang datang ke dalam ruangan
bermain
utuk mengajaknya bermain, dia
pamerkan semua mainan yang panti punya, walau hanya mainan-manian bekas yang
nyaris rusak. Ia nyalakan juga radio tua lalu ia jingkrak-jingkrak menari
girang sambil menyanyi. Kadang aku ingin tahu apa yang ia pikirkan, apa ia
rindu akan keluarganya yang sudah membuang dia? Apa malah ia sudah tidak
mengenal keluarganya? Seperti sudah lupa? Apa dia benci keluarganya? Apa ia
marah pada Tuhan karena terlahir dengn keadaan seperti ini? Semua pertanyaan ku
dalam hati hanya terjawab dengan senyumannya yang benar-benar tulus, andai aku
bisa menghadapi semua beban ku seperti dia, apa aku harus seperti dia terlebih dahulu
agar bisa menghadapi semuanya seperti dia? Apa kabar dia sudah hampir 1tahun
aku tak melihatnya semoga Tuhan selalu memberikan dia dan teman-temannya
kesehatan dan kebahagiaan walau tak banyak.